Saturday, January 8, 2011

Ada Loh Pil KB Buat Pria !!!

Berdasarkan berita yang dimuat pada situs Kompas.com bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) akan mempercepat pengujian terhadap pil kontrasepsi untuk pria. Apabila benar-benar terbukti manjur, lembaga itu siap mendukung peredaan pil pengendali laju sperma itu di pasaran. Dan hal itu akan diciptakan pada tahun 2011.
BPOM segera teliti dan mempercepat proses pil tersebut. Ini untuk mendukung program pemerintah dalam menekan laju penduduk. Hal ini dikatakan langsung oleh Kepala Badan POM Kustantinah di Jakarta, Selasa (4/1/2011).
Pil yang dibuat dari ekstrak daun gendarussa itu sekarang sedang dikembangkan oleh Badan Kordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Universitas Airlangga (Unair) di Surabaya, Jawa Timur. Pil ini telah terbukti secara tradisional dapat menekan laju sperma.
Pil ini  di klaim dapat menaikkan vitalitas pria tapi menekan laju sperma. Pil ini nantinya akan digunakan dalam program keluarga berencana yang akan digunakan oleh pria, sebagai alternatif bagi alat kontrasepsi lain seperti kondom atau vasektomi.

Ø  Untuk kesetaraan gender
Terkait dengan Tema Hari Ibu Tahun 2010, "Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki untuk Membangun Karakter Bangsa dalam Mewujudkan Masyarakat yang Sehat dan Bermartabat" sesuai dengan target MDGs diantaranya pemerintah terus mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Peningkatan partisipasi pria dalam Program KB dan Kesehatan Reproduksi adalah langkah yang tepat dalam upaya mendorong kesetaraan gender dan menyukseskan pencapaian pembangunan Milenium (MDGs) 2015 seperti itulah yang disampaikan oleh Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief.
Seperti yang kita saksikan dimana selama kurun waktu 30 tahun keberhasilan program KB masih banyak didukung oleh peran wanita dalam penggunaan alat kontrasepsi. Pada tahun 2002, tercatat tingkat pemakaian kontrasepsi adalah 60,3 persen. Kontribusi pria terhadap angka itu hanya 1,3 persen yang terdiri dari kondom saja.
Hal ini disebabkan oleh terbatasnya akses informasi dan akses pelayanan KB pria dimana  minimnya kualitas pelayanan yang belum sesuai harapan, terbatasnya pilihan cara dan metode KB pria yakni kondom dan MOP, serta rendahnya dukungan politis dan sosial budaya.
Untuk itu, diaadakan penelitian, pengembangan, produksi, pemasaran, sosialisasi, dan distribusi kontrasepsi pria dari ekstrak daun Justicia gendarussa (daun gendarusa). Dimana penemuan baru ini diharapkan bisa memberikan alternatif pilihan ber-KB bagi pria.
Sehingga peningkatan partisipasi KB pria dapat mendukung pencapaian peningkatan kesetaraan gender, meningkatkan kesehatan ibu, serta memerangi HIV/AIDS  serta penyakit menular seksual.

Ø  Berikut data berupa tanaman Gandarusa

Tanaman Gendarusa
Tumbuhan sejenis perdu ini sudah lama dikenal sebagai campuran obat luar untuk mengatasi berbagai keluhan. Belakangan manfaat lebih gandarusa makin tersingkap, terutama sebagai kontrasepsi alami untuk pria. Beberapa penelitian telah dilakukan guna membuktikan khasiatnya.
Sejak dulu orang mengenal gandarusa sebagai tanaman untuk pagar halaman. Dengan tinggi di atas satu meter, tumbuhan yang memiliki nama Latin Gendarussa vulgaris Nees ini memang pantas dipilih sebagai tanaman pelindung.
Selain penampilannya enak dilihat saat ditanam di halaman, gandarusa juga memiliki beragam manfaat. Gandarusa biasa ia manfaatkan sebagai ramuan luar guna mengatasi gangguan keseleo atau terkilir.
Cara meramunya mudah, seperti membuat param agar luka memar atau keseleo tidak membengkak dan cepat sembuh. Bahannya 30 gram daun gandarusa segar dan temu putih secukupnya. Setelah dicuci bersih, kedua bahan tersebut ditumbuk hingga halus. Setelah itu, tambahkan air secukupnya agar menjadi adonan. Adonan itu selanjutnya dioleskan ke bagian tubuh yang memar atau keseleo. Lakukan dua kali sehari.

Selama ini berdasarkan beberapa kesaksian empiris, ramuan tersebut dapat mengurangi risiko bengkak dan meredakan rasa nyeri akibat keseleo.

Pelancar Darah
Khasiat gandarusa sebagai pereda nyeri juga pernah diteliti oleh Hotma Elisa Siregar dari Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Sumatera Utara, pada tahun 1984, guna mengetahui efek analgetiknya. Hasilnya, pemberian infus daun kering gandarusa per oral pada mencit, dengan bahan pembanding parasetamol dan morfin, menunjukkan hasil positif atau adanya pengaruh.
Bagian tanaman yang sering dimanfaatkan adalah daunnya. Rasanya khas, sedikit pedas, asam, dan getir. Berdasarkan pengalaman, gandarusa dipercaya membantu melancarkan peredaran darah, juga sebagai pereda mual dan antirematik.
Sementara itu, di kalangan industri farmasi, bahan dasar atau ekstrak gandarusa sudah sering dimanfaatkan untuk jamu atau obat. Sayangnya, belum banyak penelitian yang dilakukan untuk menguatkannya.

Tanaman yang dalam bahasa Sunda dikenal sebagai handerasa atau gonorusa ini diketahui berpotensi sebagai kontrasepsi alami bagi pria. Sejak beberapa tahun lalu sampai saat ini sejumlah ilmuwan Indonesia terus meneliti penggunaan ekstrak tanaman gandarusa sebagai bahan kontrasepsi alami bagi pria.
Menurut hasil uji praklinis pada hewan coba, tanaman itu efektif menekan pertumbuhan spermatozoa.  Keyakinan ini berawal dari temuan Prof. Ir. Moeso S. dan Drs. Agus P., gandarusa biasa digunakan masyarakat Papua sebagai obat KB pria. Penelitian lanjutan dilakukan oleh Drs. Bambang Prayogo, Apt., dari  Jurusan Farmakognosi (cabang ilmu yang mempelajari tumbuhan sebagai obat) Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya.

Serupa KB Hormonal
Ekstrak daun gendarusa yang akan menjadi bahan utama pil KB untuk pria itu sudah dikenal luas sebagai tanaman yang biasa digunakan untuk dikonsumsi di tanah Papua. Tanaman merambat yang menyerupai sirih dan cara bekerjanya adalah melemahkan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur disamping menaikkan vitalitas pria itu sendiri.
Senyawa aktif pada gendarussa yang berperan dalam kontrasepsi disebut gendarusin yang merupakan penghambat (inhibitor) enzim hialuronidase yang ada pada spermatozoa.
Enzim ini bertugas menghancurkan lapisan yang ada di sel telur karena Hiualurronidase adalah enzim yang pertama kali diekskresi pada saat terjadi kontak antara sperma dengan sel telur. Sejalan dengan itu kemampuan melisiskan (perusakan) lapisan terluar dari sel telur akan menurun, dengan demikian sel telur tidak dapat ditembus oleh spermatozoa.
Dinyatakan Dr. Bambang, cara kerja senyawa gandarusa lebih mudah diterapkan dan berpeluang berhasil. Kondisi kembali subur setelah tidak memakainya juga cukup tinggi.
Temuan sekaligus tawaran gandarusa sebagai kontrasepsi alami bagi pria tentu menarik. Pasalnya, selama ini kontrasepsi pria lebih bersifat mekanis, yang membuat kaum pria ogah menggunakannya. Seperti senggama terputus, selain sulit mengontrol, juga mengurangi kenikmatan. Sementara itu, soal penggunaan kondom, banyak yang berkilah tidak alamiah, di samping ada beberapa wanita yang alergi kondom.
Ada KB pria yang dianggap manjur, yakni vasektomi, tetapi harus lewat jalan operasi. Belum-belum sudah bikin ngeri. Sudah begitu, vasektomi diragukan saat pemulihan ke¬suburan dan seringkali diduga memicu kanker prostat di kemudian hari.
Jadi, agar dilirik, kontrasepsi khusus pria haruslah dapat menjaga fisiologi (fungsi organ tubuh), psikologi, dan libido tetap normal. Mungkin serupa tetapi tak sama dengan kontrasepsi hormonal, entah susuk atau suntik. Lebih disukai bila berbentuk pil atau tablet, sehingga bisa digunakan secara oral.
Jika benar hal ini terwujud dan industri farmasi tertarik mensponsori penelitian serta pengembang¬annya, tentu menjadi sebuah harapan besar.
Meski begitu, beberapa kalangan, termasuk para peneliti, tetap menyarankan adanya riset mendetail dan komprehensif agar bisa diambil kesimpulan yang pasti tentang khasiat gandarusa sebagai solusi alternatif KB bagi pria.