Sunday, July 24, 2011

Tema Karangan

Makalah AKBID Haji Amirullah Makassar





KATA PENGANTAR


Puji serta syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya  sehingga Tugas Kelompok berupa makalah ini sebagai tugas mata kuliah dengan judul “TEMA KARANGAN” dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun terutama dari dosen mata kuliah serta pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga hasil dari penulisan makalah ini kelak dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Makassar , 11 Januari 2010

Penulis 


DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN                                                                                                        
A.     LATAR BELAKANG                                                                                           
B.     TUJUAN PENULISAN                                                                                         
C.     SISTEMATIKA PENULISAN                                                                               
BAB II PEMBAHASAN
A.     PENGERTIAN TEMA
B.     PEMILIHAN TOPIK
C.     PEMBATASAN TOPIK
D.     PENGUNGKAPAN MAKSUD
E.      TESIS DAN PENGUNGKAPAN MAKSUD
F.      TEMA YANG BAIK
                                                                                                                             
BAB III PENUTUP
A.     KESIMPULAN                                                                                                     
B.     SARAN                                                                                                                
DAFTAR PUSTAKA


BAB I 
PENDAHULUAN
                                                                                                 
A.    LATAR BELAKANG 
Pengertian tema, secara khusus dalam karang-mengarang, dapat dilihat dari dua sudut, yaitu dari dari sudut karangan yang telah selesai dan dari proses penyusunan sebuah karangan.
Dilihat dari sudut sebuah karangan yang telah selesai, tema adalah suatu amanat utama yang disampaikan oleh penulis melalui karangannya. Amanat utama ini dapat diketahui misalnya bila seorang rnembaca sebuah roman, atau karangan lainnya. Selesai membaca karangan tersebut, akan meresaplah ke dalam pikiran pembaca suatu sari atau makna dari seluruh karangan itu. Sebuah buku roman misalnya akan memiliki sebuah tema dasar yang dapat dirumuskan dalam sebuah kalimat singkat: “Karena kuatnya pengaruh adat-istiadat, maka setiap perjuangan muda-mudi untuk rnenentukan sendiri kawan-hidupnya di sekitar tahun dua puluhan, akan selalu menemui kegagalan”. Inti atau sari amarrat dari buku roman yang hanjang lebar menguraikan kisah asmara antara seorang pemuda A dan Pemudi B, yang akhirnya hancur berantakan karena halangan dari pihak orang tua dan adat-istiadat, sebagai yang dirumuskan dalam kalimat singkat di atas tadi, itulah yang dinamakan tema.
Dari segi proses penulisan kita bisa membatasi tema dengan suatu rumusan yang agak berlainan, walaupun nantinya apa yang dirumusk an itu pada hakekatnya sama saja. Dalam kenyataan untuk menulis suatu karangan, penulis harus memilih suatu topik atau pokok pembicaraan. Di atas pokok pembicaraan itulah ia menempatkan suatu tujuan yang ingin disampaikan dengan landasan topik tadi. Dengan demikian pada waktu menyusun sebuah tema atau pada waktu menentukan sebuah tema untuk sebuah karangan ada. dua. unsur yang paling dasar perlu diketahui yaitu topik atau pokok pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi. Berdasarkan kenyataan ini, pengertian tema dapat dibatasi sebagai: suatu perumusan dari topik yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topik tadi.



B.     TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.      Agar mahasiswa mampu memahami tentang pengertian tema.
2.      Agar mahasiswa dapat memahami tentang pemilihan topic.
3.      Agar mahasiswa dapat memehami tentang pembatasan topic.
4.      Agar mahasiswa dapat memahami tentang pengungkapan maksud.
5.      Agar mahasiswa dapat memahami tentang tesis dan pengungkapan maksud.
6.      Agar mahasiswa dapat memahami tentang tema yang baik.

C.     SISTEMATIKA PENULISAN
Adapun sistematika penuliasan makalah ini yakni BAB I merupakan BAB pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II merupakan BAB pembahasan. Sementara BAB III merupakan BAB penutup yang tediri dari kesimpulan dan saran.



BAB II 
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Tema

       Sebelum kita membahas tentang tema karangan ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu pengertian dari karangan tersebut. Karangan adalah karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Sedangan tema adalah suatu perumusan dari topic yang akan dijadikan landasan pembicaraan dan tujuan yang akan dicapai melalui topic tadi.


B.       Pemilihan Topik
Bagaimana seseorang mencari topic karangan?
Ada beberapa persyaratan yaitu :

1)      Topic harus menarik perhatian penulis
Topic yang menarik perhatia penulis akan memungkinkan pengarang berusaha secara terus – menerus mencari data – data untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Penulis akan didorong agar dapat menyeleseaikan tulisan itu sebaik – baiknya. Sebaliknya suatu topic yang sama sekali tidak disenangi penulis akan menimbulkan kekesalan. Bila terdapat hambatan penulis tidak akan berusaha dengan sekuat tenaga untuk data dan fakta yang akan digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
2)      Dalam penelitian dan tulisan ilmiah, topic yang digarap harus pula diketahui oleh penulis sendiri. Yang dimaksud dengan diketahui oleh penulis adalah bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiahnya diketahui. Berdasarkan prinsip-prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha mencari data-data melalui penelitian, observasi, wawancara dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan yang demikian, disertai pengetahuan teknis dan teori-teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan topic itu dengan sebaik-baiknya.
3)      Bagi seorang penulis ilmiah, terutama mahasiswa, kedua syarat itu ditambah syarat lain yaitu topic jangan terlalu baru, terlalu teknis dan terlalu kontroversial. Suatu topic yang terlalu baru belum ada referensinya dalam kepustakaan. Topic-topik yang baru hanya ada disuara kabar atau majalah yang berupa berita ringan. Tulisan mahasiswa dituntut memenuhi criteria penulisa ilmiah, yaitu ada bahan referensi untuk memperkuat dan menunjang kebenaran tulisannya. Namun juga jangan terlalu teknis karena dapat menjebak penulis bila tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya. Demikian pula topic yang controversial akan menimbulkan kesulitan untuk bertindak secara obyektif.

C.       Pembatasan Topik
Penulis harus membatasi topic yang akan diragapnya. Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topic yang dipilihnya cukup sempit dan terbatas atau sangat khusus untuk digarap,sehingga tulisannya dapat terfokus.
Pembatasan topic sekurang-kurangnya akan membantu pengarang dalam beberapa hal :
Pertama pembatasan itu memungkinkan penulis untuk menulis dengan penuh keyakinan dan kepercayaan, karena topic itu benar-benar diketahuinya.
Kedua pembatasan dan penyempitan topic akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya. Dengan pembatasan itu penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan.
Topic yang paling khusus dan paling baik untuk digarap adalah refleksi dari observasi yang pernah dilakukan penulis, atau gagasan-gagasan dan nilai-nilai dari hal-hal yang pernah dialaminya sendiri.
Cara membatasi sebuah topic dapat dilakukan dengan mempergunakan cara sebagai berikut:
Pertama, tetapkan topic yang ingin digarap dalam kedudukan sentral.
Kedua, ajukanlah pertanyaan, apakah topic yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat dirinci lebih lanjut? Bila dapat tempatkanlah rincian itu disekitar lingkaran topic pertama tadi.
Ketiga, tetapkanlah dari rincian tadimana yang akan dipilih.
Keempat, ajukan pertanyaan apakah sector tadi masih dapat dirinci lebih lanjut?
Demikian dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh sebuah topic yang sangat khusus dan cukup sempit.
Contoh :
Topic : Komunikasi
Komunikasi amat luas, maka diambil salah satu sector komunikasi yang anda ketahui dengan baik. Yang anda ketahui adalah komunikasi di Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi amat banyak, yaitu Universitas, Institut, dan Akademi. Ambil yang anda tahu, misalnya Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi ada dua macam, yaitu Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta. Mana yang anda lebih tahu? Perguruan Tinggi Swasta? Karena PTS di Jakarta saja banyak, maka rinci lagi, misalnya : UMB, UBINUS, Trisakti, Pancasila. Pilih yang anda tahu, misalnya UMB.
komunikasi di UMB amat luas, komunikasi antara dosen-dosen, dosen dengan mahasiswa, mahasiswa dengan Bagian Administrasi, dan sebagainya. Pilih yang anda lebih tahu, misalnya komunikasi antar mahasiswa. Mahasiswa masih dapat dirinci lagi, misalnya mahasiswa senior, mahasiswa yunior, pilih yang anda tahu, misalnya komunikasi antar mahasisawa yunior.
Nah, anda sudah mendapat topic yan culup sempit dan sangat khusus, yaitu “KomunukasiAntar Mahasiswa Yunior di Universitas Mercu Buana”. Meskipun demikian, kalau anda mau, topic itu masih dapat dipersempit lagi.

D.      Pengungkapan Maksud
Sesudah menentukan topic yang amat khusus itu, penulis harus memikirkan topik itu mau dibawa kemana. Sebab itu penulis harus menetapkan pula maksud atau tujuan menggarap topic tadi. Seperti halnya dengan pembatasan topik, maksud atau tujuan harus terbatas, sehingga focus penulis terjaga.
Sebuah topic yang telah dibatasi, misalnya
“ sampah “
Belum akan menjadi garis  penuntun yang jelas bagi penulis. Dengan topic itu ada banyak hal yang bisa dilakukan, sesuai dengan maksud yang dikenakan pada topic tadi.
Kita dapat memilih salah satu diantara sekian banyak maksud yang ada :
a.       Meminta masyarakat membuang sampah ditempat yang telah ditetapkan
b.      Mengajak masyarakat mendaur ulang sampah
c.       Mengajak masyarakat memisahkan sampah organic dan anorganik
d.      Mengajak ,masyarak memanfaatkan sampah organic untuk dijadikan pupuk
e.       Mendorong pemerintah untuk menyediakan mesin pengola sampah anorganik untuk dijadikan bata dengan cara dipres.
f.       Mendorong pemerintah memperbanyak fasilitas pengangkutan sampah dari pasar-pasar tradisional di kota-kota besar.
g.      Mendorong rakyat untuk menghidupkan usaha kerajinan dari daur ulang sampah
h.      Mengajak masyarakat berpikir bahwa sampah mempunyai nilai ekonomis.
Bila topik sudah ditetapkan, serta tujuan sudah diketahui, maka langkah berikutnya adalah membuat sebuah perumusan mengenai masalah atau topic dan tujuan yang akan dicapai melalui topic tadi. Perumusan itu tidak lain adalah tema karangan.
Agar lebih menonjol apa yang akan ditulis, maka perumusan itu selalu ditulis pada awal kerangka karangan.

E.       Tesis dan Pengungkapan maksud
Tema karangan berupa tesis atau pengungkapan maksud.
Untuk penyusunan sebuah kerangka karangan. Diperlukan perumusan tema yang berbentuk kalimat. Perumusan singkat yang mengandung tema dasar dari sebuah kerangka karangan disebut tesis bila ada satu gagasan utama yang menonjol. Bila tulisan itu tidak menonjolkan satu gagasan utama,maka dalam bentuk singkatnya dapat dinyatakan dalam sebuah penjelasan tetang apa yang ingin disampaikan. Perumusan singkat ini yang tidak menonjolkan tema dasarnya disebut pengungkapan maksud.
a.       Tesis
Tesis biasanya berbentuk satu kalimat, dapat berupa kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat. Sebuah tesis tidak boleh berbentuk kalimat majemuk setara karena dengan demikian berarti ada dua gagasan utama. Fungsi tesis ini bagi sebuah karangan adalah sama seperti kalimat topik atau kalimat utama bagi sebuah alinea.
Jadi tesis  adalah tema dengan satu gagasan utama yang menonjol.
Contoh
Topik : kaus
Tujuan : menggalakkan produksi industry dalam negeri
Tesis : pemakain kaus dimaksudkan untuk menggalakkan produksi industry dalam negeri.
Seperti halnya denga topic dan tujuan, tesis juga harus memiliki sifat-sifat terbatas, mengandung kesatuan dan ketepatan.
1)      Sebuah tesis dikatakan terbatas bila sudah ditetapkan pendekatan mana yang akan digunakan, bagian mana yang akan diuraikan secara mendetail, dan bagian mana yang sama sekali tidak akan diuraikan. Tesis berikut tidak terbatas sifatnya :
“  Banyak hambatan untuk mengajak masyarakat golongan ekonomi lemah mempergunakan teknologi tinggi. “
Tesis tidak terbatas karena membatasi hambatan macam mana yang dipersoalkan dan siapa yang dimaksud ‘teknologi tinggi’. Supaya memperoleh sebuah tesis yang terbatas, maka semua makna kata atau frasa yang dipakai harus disebut secara eksplisit, harus memakai kata-kata yang khusus.
2)      Demikian pula sebuah tesis yang baik harus memiliki kesatuan.
Yang dimaksud kesatuan disini adalah bahwa hanya terdapat satu gagasan utama dalam tesis itu. Sebab itu untuk  pengamanan kesatuan  ini, tesis itu hanya boleh mengambil bentuk kalimat tunggal atau kalimat majemuk bertingkat, bukan kalimat majemuk setara atau kalimat majemuk campuran.
Tesis berikut tidak mempunyai kesatuan yang dimaksud, karena terdapat lima gagasan utama yang mungkin tidak mempunyai hubungan timbal- balik yang erat :
“ Pemanasan global disebabkan mencairnya es di kutub dan di puncak-puncak gunung, penggunaan flour yang berlebihan di Negara-negara industry, dan pengundulan hutan untuk meningkatkan devisa suatu Negara. “
Kalimat diatas merupakan kalimat majemuk campuran, yang terjadi dari empat kalimat majemuk setara dan satu kalimat majemuk bertingkat,
Karangan yang kelak disusun berdasarkan tesis tadi akan mengandung lima gagasan. Sebab itu untuk menjaga kesatuan penulis harus memilih salah satu dari kelima gagasan utama tersebut.
3)      Syarat yang ketiga adalah ketepatan. Tesis harus dirumuskan dalam kata-kata yang hanya boleh mengandung satu interpretasi. Sebab itu ia harus mempergunakan kata-kata khusus dan menghindari frasa-frasa yang umum.
Contoh :
     “Tahun baru dikotaku sangat mengasyikkan
Atau
     “Tsunami yang menimpa Aceh sangat menggemparkan.
Kata mengasyikkan maupun menggeparkan merupakan istilah yang terlalu umum, sehingga mengaburkan.
Apakah yang mengasyikkan itu? Syarat-syarat yang mana yang diperlukan untuk menyebut sesuatu itu mengasyikkan?
Demikian juga menggemparkan. Apanya yang menggemparkan?
Sebab itu sejauh mungkin harus dihindari semua istilah yang terlalu umum.
Bahasa figurative atau kiasan juga mempunyai efek yang sama seperti kata-kata umum, sebab itu harus dihindari penggunaannya dalam tesis. Metafora dan perumpamaan bisa menghidupkan suatu uraian, sanggup menimbulkan kesegaran dan ekspresif dalam sebuah tesis maka akan mengaburkan tesis itu,
b.      Pengungkapan Maksud
Hanya karya-karya yang mengembangkan sebuah gagasan utama yang perlu mempergunakan sebuah tesis.  Walaupun sebuah karangan tidak mengembangkan suatu gagasan utama, tidak ada gagasan utamanya,  tetapi karangan-karangan itu pasti mengandung maksud tertentu. Bagi tulisan-tulisan semacam itu tidak dapat disusun sebuah pengungkapan maksud.
Contoh berikut bagaimana merumuskan pengungkapan maksud.
a.       Topik : Kesedihan dan ketidak berdayaan
b.      Tujuan : mengisahkan dan menggambarkan perasaan sedih dan rasa tidak berdaya menghadapi tsunami yang melanda daerah Aceh.
c.       Pengungkapan maksud : saya akan menceritakan kembali pengalaman saya ketika tsunami melanda daerah saya,Aceh, sehingga pembaca dapat merasakan bagaimana kesedihan saya melihat jasad ibu bapak dan saudara-saudara bergelimpangan, dan rasa tidak berdaya menghadapi amukan ombak yang menghantam apa saja yang ditemuinya.
Bila topic dan tujuan di atas dicoba dibuat berupa tesis, akan terlihat bahwa hal itu tidak akan banyak menolong untuk menghidupkan temannya; karenanya lebih baik dirumuskan dalam sebuah pengungkapan maksud.
Pengungkapan maksud hanya bertujuan memberi suatu gambaran atau pengungkapan kembali suatu peristiwa, misalnya : memoirs, autobiografi, deskripsi, narasi; tidak untuk mengembangkan gagasan pokok.
Maksud penulis biasanya dinyatakan dengan kata-kata seperti  : akan menggambarkan, akan menguraikan, akan mengemukakan, dan sebagainya.

F.        Tema yang Baik
a.       Jelas gagasan pokok dan tujuannya
b.      Ada kesatuan gagasan
c.       Dikembangkan dengan baik :
1)      Gagasan pokok dirinci
2)      Rinciannya diurutkan secara logis
d.      Asli: 1) pokok persoalannya
        2) sudut pandangnya
        3) rangkaian kalimatnya
        4) pilihan katanya.  
e.       Judul harus
1)      Asli. Jangan menggunakan judul yang sudah pernah ada. Bila terpaksa, dapat dicarikan sinonimnya
2)      Relevan. Setelah selesai menulis, baca ulang karangan anda, lalu carilah judul yang relevan dengan karangan anda.
3)      Provokatif. Judul tidak boleh terlalu sederhana, sehingga (calon) pembaca sudah dapat menduga isi karangan anda. Kalau (calon) pembaca sudah dapat menebak isinya, tentu karangan anda tidak menarik lagi.
4)      Singkat. Judul yang singkat memungkinkan pembaca menangkap secara cepat maknanya. Bila judul itu panjang, (calon) pembaca harus membuang energy lebih dahulu untuk menangkap maknanya.
 




BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
tema sangat terpengaruh terhadap wawasan penulis. semakin banyak penulis membiasakan membaca buku, semakin banyak aktifitas menulis akan memperlancar penulis memperoleh tema.
namun, bagi pemula  perlu memperhatikan beberapa hal penting agar tema yang diangkat mudah dikembangkan. diantaranya :
a. jangan mengambil tema yang bahasannya terlalu luas
b. Pilih tema yang kita sukai dan kita yakini dapat kita kembangkan.
c. Pilih tema yang sumber atau bahan-bahannya dapat dengan mudah kita peroleh.

B.       SARAN

kadang memang dalam menentukan tema tidak selamanya selalu sesuai dengan syarat2 diatas. ya contohnya pas lomba mengarang, tema sudah disediakan sebelumnya dan kita hanya bisa memakainya. ya sudahlah takperlu disesali..
ketika tema sudah didapatkan, perlu diuraikan atau membahas tema menjadi suatu bentuk karangan yang terarah dan sistematis. salah satu caranya dengan menentukan judul karangan. judul yang baik adalah judul yang dapat menyiratkan isi keseluruhan karangan kita. cukup!!!…





DAFTAR PUSTAKA

·         Aryamdini, woro. 2003.Bahasa Indonesia “Modul 2 Tema Karangan”. Pusat Pengembangan Bahan Ajar; UMB.
·         http:/Langkah langkah menyusun karangan « Ariadee’s words.htm
·         http:/ Tema Karangan « aipin apud – blog.htm
·         http: /tema-karangan.html

No comments:

Post a Comment

Silahkan anda berkomentar, namun tetap jaga kesopanan dengan tidak melakukan komentar spam.